Menikah dalam Islam bagian dari ibadah yang dijalankan dalam jangka waktu lama bahkan seumur hidup hingga maut memisahkan. Dijelaskan dalam Tafsir Qs. Ar Rum ayat 21, tujuan pernikahan yaitu untuk membina rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah), serta penuh rahmat (warahmah). Oleh karenanya, kehidupan berumah tangga harus di bangun dan dipersiapkan dengan baik serta dikelola dan dijalankan sesuai aturan Allah SWT.
Persiapan penting dalam pernikahan adalah memilih pasangan hidup. Tidak hanya sekedar memilih saja, namun kita harus memastikan bahwa pasangan hidup kita bisa menjalani kehidupan berumah tangga bersama-sama sehidup sesurga.
Rasulullah SAW menyampaikan empat kriteria dalam memilih pasangan hidup. Ini termaktub dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2) keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Majah).
Berdasarkan hadits tersebut, Rasulullah mengisyaratkan bahwa ada empat kriteria wanita yang hendaknya dinikahi, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Namun demikian, Rasulullah merekomendasikan agar memilih pasangan yang memiliki pengetahuan agama yang baik, sebab nantinya akan membawa keberuntungan di dunia maupun akhirat.
Setelah kita mengetahui bagaimana kriteria pasangan hidup yang kita pilih, lantas persiapan apa saja sebelum menikah?
Sebelum memutuskan untuk menikah, kita harus mempersiapkan mental terlebih dahulu. Salah satunya dengan cara mengikuti bimbingan pranikah. Cara ini akan membantu kita untuk memahami dunia rumah tangga dengan lebih baik. Rumah tangga tentu bukan perkara yang mudah, apalagi setelah menikah seseorang akan diuji adanya perubahan pola kebiasaan sehari-hari pasangannya.
Apa saja yang perlu kita siapkan agar mental kita siap menikah?
- Mengatur emosi
Sangatlah wajar jika calon pasangan hidup kita memiliki kebiasaan yang mungkin bertolak belakang dengan kebiasaan kita. Olehkarenanya kita harus mengenali dan belajar tentang emosi pasangan.
Belajar mengenal bagaimana karakter otak laki-laki dan Perempuan, permasalahan dan bagaimana cara menyelesaikan nya. Sehingga pasangan akan saling memahami satu dengan yang lainnya.
- Komunikasi
Memiliki komunikasi yang baik dan saling terbuka menjadi hal yang penting dalam menjalin hubungan dalam rumah tangga. Komunikasi yang lebih penting bukanlah sekadar menanyakan apa hobinya atau apa makanan kesukaannya, tetapi juga mengenali kebutuhan emosionalnya.
Ada pasangan yang suka menyatakan cinta dengan kata-kata, ada yang suka dengan hubungan fisik (berpelukan, berciuman, gandeng tangan), ada yang dengan pemberian hadiah, dan sebagainya.
Membahas permasalahan dalam rumah tangga juga dilakukan bersama pasangan. Misalnya mengenai anak, jadwal kunjungan orang tua, rencana pengaturan keuangan, dan hubungan seksual.
Dengan demikian, kita dapat membuat pasangan merasa dihargai dan dicintai, begitu pula sebaliknya.
- Kemampuan mengatasi konflik
Setiap individu yang hidup pasti memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Sering kali pasangan masih memiliki ego yang tinggi dan tidak mau mengalah karena menganggap bahwa cara dia mengatasi masalah adalah yang paling baik. Di dalam rumah tangga, pasangan belajar menyelesaikan konflik bersama-sama.
- Orientasi belajar
Selalu berpikir positif, mengapresiasi pasangan dan merespon keberhasilan ataupun kegagalan pasangan adalah suatu proses pembelajaran diri.
Belajar menjadi pribadi yang baik, pasangan yang baik dan orang tua yang baik. Tidak ada sekolah terkait kerumahtanggaan, sehingga kita harus siap belajar sampai kapanpun untuk menjalani kehidupan dalam rumah tangga setiap harinya.
- Motivasi
Kita perlu usaha dan motivasi terus menerus untuk memupuk rasa cinta diantara pasangan agar hubungan didalam rumah tangga harmonis. Menjaga motivasi ini kita lakukan agar jika suatu saat terjadi konflik kita akan kembalikan kepada tujuan awal pernikahan.
Sumber:
Buku Membumikan Harapan_rumah tangga islam idaman_Abu Al-Hamd Rabi’_2005_PT Era Aicitra Intermedia