Menebar Kebaikan untuk Masa Depan Anak-anak Indonesia

Di usia 17 bulan, Kiya harus berjuang dari serangan tumor pembuluh darah yang bersarang di bibirnya. Bibirnya semakin membesar dan berat hingga Kiya begitu kesulitan untuk makan. Namun, berkat kebaikan yang Kiya terima. Kiya bisa berobat dan menjalani serangkaian operasi hingga bebas dari jerat tumor. Kiya kini tak menangis lagi karena sudah bisa makan tanpa rasa sakit.

Hidup tanpa kedua tangan, bukan hal yang mudah bagi Rais. Apalagi, setelah ayahnya meninggal dunia, sang ibu harus berjuang seorang diri untuk menghidupi Rais. Keadaan tersebut membuat Rais takut jika tak bisa sekolah dan hidup sebagaimana anak lainnya. Berkat dukungan yang mengalir deras untuknya, Rais menjadi jauh lebih semangat dan percaya diri. Rais juga bisa menepis ketakutannya. Kini, Rais bisa sekolah dan memiliki sejumlah perlengkapan yang menunjang.

Perahu Sekolah hasil kolaborasi Rumah Asuh dengan berbagai pihak telah berlayar menyokong mimpi anak-anak pedalaman. SDN 06 Nanga Sekapat, Kalimantan Barat, SDN 006 Ungar, Pulau Mandan, Kep. Riau, dan SDN Sungai Jambu, Sumatera Selatan adalah tiga dari sederet sekolah yang telah menerima Perahu Sekolah. Kini, para pelajar bisa berangkat sekolah dengan waktu tempuh yang lebih singkat serta merasa aman dan nyaman.