Para orang tua sebaiknya patut waspada dengan penyakit liver, karena penyakit yang satu ini akan menimbulkan berbagai bahaya dan komplikasi.
Penyakit liver, yang juga dikenal sebagai penyakit hati, adalah istilah umum yang mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi hati. Organ hati ini sejatinya berfungsi untuk mencerna makanan dan membersihkan racun dari tubuh. Namun liver dapat “rusak” dan tidak berfungsi dengan baik akibat faktor genetik atau eksternal seperti alkohol, gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dll.
Selain itu, dilansir dari Halodoc, Penyebab penyakit liver pada anak bisa disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Penyakit Autoimun, Perlemakan Hati Non-Alkoholik (NAFLD), ataupun paparan racun. Jika penyakit liver ini dibiarkan, maka akan menimbulkan komplikasi bahkan mengancam nyawa bagi si kecil.
Berikut adalah beberapa bahaya penyakit liver pada anak-anak:
-
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan:
Penyakit liver yang kronis dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan metabolisme pada anak yang justru penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat menyebabkan berat badan kurang, stunting dan keterlambatan perkembangan motorik serta kognitif.
-
Sirosis Hati:
- Sirosis hati merupakan kondisi yang serius karena dapat memicu terjadinya gagal hati. Di Indonesia, Sirosis hati disebabkan oleh berbagai penyakit liver, seperti hepatitis B dan C, serta penyakit metabolik dan autoimun.
Dilansir dari Website RS Pondok Indah, Sirosis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah yang mensuplai darah ke hati (hipertensi portal)
- Kaki dan perut membengkak akibat penumpukan cairan
- Penyakit kuning
- Gangguan tulang
- Tubuh lebih mudah terinfeksi
- Berat badan turun drastis akibat malnutrisi
- Pembesaran limpa
- Varises di kerongkongan atau lambung
- Gangguan otak
- Berisiko tinggi mengalami kanker hati.
-
Gagal Hati:
- Gagal hati adalah kondisi dimana hati kehilangan kemampuannya untuk berfungsi. Penyakit ini dapat terjadi secara akut (mendadak) atau kronis (berkembang perlahan). Gagal hati ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk virus hepatitis dan overdosis obat.
- Gagal hati dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:
- Gangguan pembekuan dan perdarahan yang sulit dihentikan
- Penimbunan cairan di otak yang menimbulkan pembengkakan otak.
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh
- Gagal ginjal
-
Kanker Hati (Hepatocellular Carcinoma/HCC):
- Anak-anak yang terinfeksi sejak dini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker hati di kemudian hari. Faktor risiko utama kanker hati adalah infeksi hepatitis B dan C kronis.
Anak-anak dengan penyakit liver kronis akan mengalami kelelahan, nyeri dan gejala lain yang dapat membatasi aktivitas mereka serta mempengaruhi psikologis dan sosial. Maka dari itu, para orang tua harus melakukan deteksi dini dengan mengetahui gejala-gejala penyakit ini.
Seperti yang dikutip dari Alodokter, Berikut beberapa gejala penyakit liver pada anak-anak:
- Kulit dan mata berwarna kuning (jaundice)
- Perut membesar
- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
- Nyeri perut
- Urine berwarna gelap
- Tinja berwarna keputihan
- Mual dan muntah
- Kelelahan & tidak nafsu makan
- Pertumbuhan yang buruk
- Kulit gatal
- Mudah memar atau mimisan
Pencegahan juga penting, terutama pencegahan infeksi hepatitis B melalui vaksinasi. Vaksinasi hepatitis B merupakan bagian dari program imunisasi nasional di Indonesia dan sangat efektif dalam mencegah infeksi dan komplikasi jangka panjangnya. Vaksinasi hepatitis A juga penting sebagai langkah meminimalkan risiko terjadinya penyakit liver.
Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut:
-
Cuci Tangan Teratur:
Mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet, sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi virus, termasuk hepatitis A.
-
Aktivitas Fisik Teratur:
Mendorong anak untuk aktif bergerak dan berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan mencegah perlemakan pada hati (NAFLD).
-
Kebersihan Makanan dan Minuman:
Memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak bersih dan matang juga penting untuk mencegah infeksi hepatitis A.
-
Pola Makan Sehat:
Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang penting untuk menjaga kesehatan hati. Hindari memberikan makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan makanan olahan secara berlebihan. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Serat membantu membersihkan racun dari tubuh.
Makanan yang perlu dihindari:
– Batasi konsumsi makanan yang digoreng, makanan olahan, daging berlemak, dan makanan cepat saji.
– Konsumsi protein tanpa lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
– Konsumsi gula berlebihan seperti minuman manis, makanan manis, sirup, permen.
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter juga dapat membantu mendeteksi dini masalah kesehatan. Hal ini penting terutama bagi anak-anak yang memiliki faktor risiko penyakit liver, seperti riwayat keluarga dengan penyakit liver atau infeksi hepatitis B dari ibu. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat membantu melindungi anak Anda dari risiko penyakit liver dan memastikan mereka tumbuh sehat. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan hati anak Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi dan saran yang lebih spesifik.