Meskipun pada 2023 lalu prevalensi stunting dan gizi buruk di Indonesia turun dari 24,4% menjadi 21,6%, gizi buruk masih jadi isu penting di negeri pertiwi. Hal ini terlihat dari tingginya angka anak yang lahir dengan kondisi gizi buruk, yakni sebanyak 400 ribu anak setiap tahunnya.
Ketimpangan ekonomi membuat sebagian masyarakat belum memiliki akses ke air bersih, sanitasi, serta rumah yang sehat untuk mendukung kesehatan anak. Minimnya pengetahuan mengenai pencegahan gizi buruk sejak sebelum menikah juga masih menjadi PR penting.
Pencegahan stunting dan gizi buruk harus dilakukan sedini mungkin. Ada beberapa upaya sederhana yang sebenarnya bisa dilakukan untuk mencegah gizi buruk, apa saja? Berikut ulasannya.
1. Memberikan makanan bergizi lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan anak
Apa yang dikonsumsi oleh anak perlu mengandung karbohidrat, serat, protein, lemak, dan cairan yang seimbang. Tak perlu mahal, lauk rumahan biasa juga bisa diolah menjadi hidangan yang mampu memenuhi kebutuhan gizi harian. Seperti contohnya karbohidrat yang diperoleh dari nasi, protein dari ikan, dan vitamin dari sayur serta buah-buahan.
2. Menerapkan pola asuh yang baik
Banyak yang menyangka bahwa gizi buruk hanya disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memenuhi gizi anak. Padahal, pola asuh juga punya pengaruh yang cukup penting.
Pola asuh yang salah dapat meningkatkan risiko anak terkena gizi buruk. Sementara itu, pola asuh yang baik bisa diwujudkan dalam banyak hal, misalnya dengan menyediakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan sehat, serta hanya menitipkan anak pada orang yang paham mengenai kebutuhan gizi anak.
3. Memberikan ASI eksklusif hingga usia anak 6 bulan, dilanjutkan dengan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang
ASI ekslusif menjadi asupan yang sangat disarankan bagi anak. ASI mengandung perpaduan sempurna antara lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kandungan tersebut mampu mengurangi anak dari risiko terkena diara, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), pneumonia, asma, obesitas, hingga diabetes. Secara ajaib, kandungan ASI juga lebih mudah diserap oleh anak dibandingkan susu formula.
Tapi, jika karena satu dan lain hal ASI belum bisa diberikan, susu formula bisa menjadi alternatif lainnya. Tapi, penggunaan susu formula perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik fisik anak.
Setelah 6 bulan memperoleh ASI ekslusif, kemudian anak bisa mendapatkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang berguna untuk melengkapi asupan nutrisi. Makanan pendamping yang diberikan juga perlu mengandung gizi seimbang seperti yang telah disebutkan di poin pertama. MPASI biasanya diolah menjadi bubur agar anak lebih mudah mencernanya.
4. Mengukur tinggi dan berat badan anak secara berkala
Salah satu ciri anak mengidap gizi buruk adalah tinggi badan yang tidak sesuai umur. Karenanya, ukurlah tinggi badan anak secara berkala untuk mengetahui tumbuh kembang mereka. Perkembangan anak juga bisa diketahui dengan mengunjungi posyandu secara rutin.
5. Membawa anak untuk segera berobat bila terkena penyakit infeksi
Gak bisa disepelekan, jika penanganan anak ketika sakit tidak tepat, maka ke depannya anak berisiko lebih besar untuk mengidap gizi buruk. Karena, saat terkena penyakit atau infeksi, daya tahan tubuh anak menjadi lemah. Nutrisi yang diserap tubuh juga tidak semudah ketika sehat, sehingga jika tak ditangani dengan benar maka anak menjadi lebih berisiko terkena gizi buruk.
Sejumlah upaya sederhana di atas bisa mulai diterapkan agar anak bisa terhindar dari stunting atau gizi buruk. Selain itu, perilaku hidup sehat dan bersih juga menjadi upaya lain yang gak boleh diabaikan, ya.
Sayangnya, ada banyak anak yang hidup kurang beruntung sehingga tidak bisa melakukan upaya pencegahan gizi buruk, Endra jadi salah satu di antaranya. Hidup sebatang kara, membuat Endra tidak bisa mendapatkan pemenuhan gizi yang baik hingga harus mengidap gizi buruk dengan kondisi yang memprihatinkan. Badannya membengkok dan Endra juga tak bisa berjalan dengan normal.
Di luar sana ada lebih banyak anak-anak seperti Endra, kita bantu mereka bebas dari jerat gizi buruk, yuk!
Sumber rujukan:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2874/penanganan-gizi-buruk-dan-upaya-pencegahannya
https://ayosehat.kemkes.go.id/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244
https://ugm.ac.id/id/berita/8461-pola-asuh-anak-salah-akibatkan-gizi-buruk/
https://www.alodokter.com/keajaiban-kandungan-asi-melindungi-bayi-dari-penyakit