Homepage

Pola Asuh Dipengaruhi oleh Trauma yang Dimiliki Orang Tua

Ditulis oleh

Pernahkah Anda membayangkan menjadi orang tua yang sempurna? Kita semua ingin menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak kita. Namun, seringkali kita merasa terjebak dalam pola asuh yang sama seperti yang kita alami saat kecil. Bahkan trauma masa lalu dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan anak.

Menurut Adriana Soekandar seorang psikolog dan konselor pernikahan, pola asuh yang melibatkan kekerasan (verbal dan non verbal) dan pertengkaran secara langsung di depan anak, dapat menyebabkan trauma berkepanjangan pada anak dan bahkan berpotensi diwariskan ke generasi berikutnya. Bahkan faktanya masih banyak terjadi pola asuh dengan kekerasan di Indonesia. Dilansir dari website KPAI, sebanyak 2.971 kasus anak korban pengasuhan menjadi aduan tertinggi selama 2021. Sedangkan tahun 2023, DP3AP2 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sebanyak 60% kasus Non KDRT dan 40% kasus KDRT. 

Lalu bagaimana cara orang tua mengetahui bahwa mereka memiliki trauma atau tidak?

Tanda-tanda orang tua mengalami trauma pengasuhan:

Trauma yang dialami orang tua di masa lalu dapat berdampak signifikan terhadap cara mereka mengasuh anak-anaknya. Dilansir dari Halodoc, orang tua yang mengalami trauma pengasuhan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

  • Penghindaran:

    Orang tua yang traumatis mungkin menghindari situasi atau perasaan yang mengingatkan mereka pada masa lalu yang menyakitkan. Akibatnya, mereka cenderung kurang terlibat dalam kehidupan anak atau kesulitan mengungkapkan emosi mereka.

  • Terlalu Melindungi:

    Didorong oleh keinginan untuk melindungi anak dari pengalaman menyakitkan seperti yang pernah mereka alami, orang tua yang traumatis seringkali terlalu protektif. Hal ini dapat membatasi pengalaman anak dan menghambat perkembangan kemandirian mereka.

  • Terlalu Mengontrol:

    Trauma masa lalu dapat membuat orang tua merasa perlu memiliki kendali penuh atas kehidupan anak. Kontrol yang berlebihan ini dapat menyebabkan anak menjadi pemberontak atau kesulitan dalam mengatur emosi mereka.

  • Mengabaikan Kebutuhan Emosional:

    Orang tua yang traumatis mungkin kesulitan dalam memahami dan merespons kebutuhan emosional anak. Akibatnya, anak-anak merasa kurang diperhatikan dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

Dilansir dari CNN, ada beberapa jenis trauma yang berdampak pada pola asuh orang tua kepada anak-anak:

 

  1. Trauma akut

    adalah pengalaman traumatis yang terjadi sekali namun memiliki dampak yang sangat mendalam, seperti peristiwa perceraian, bencana alam, atau pelecehan seksual yang dialami di masa lalu atau masa kecil.

  2. Trauma kronis

    adalah serangkaian peristiwa traumatis yang terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang, misalnya kekerasan fisik atau emosional yang dilakukan oleh orang tua atau teman sebaya, perundungan, atau menyaksikan konflik terus-menerus dalam keluarga.

  3. Trauma kompleks

    merupakan gabungan dari berbagai jenis pengalaman traumatis yang berbeda-beda, yang dapat terjadi secara bersamaan atau terpisah.

 

Trauma masa lalu yang tidak teratasi dapat menjadi bayang-bayang yang terus menghantui, bahkan mempengaruhi cara orang tua berinteraksi dengan anak-anaknya dan membentuk pola asuh yang mungkin toxic. 

Orang tua juga perlu menyadari bahwa ada beberapa perilaku yang dapat memicu trauma pada anak. Dilansir dari HaiBunda, setidaknya ada 7 perilaku pemicu trauma pada anak.

 

Perilaku orang tua yang dapat memicu trauma pada anak:
  • Kekerasan:

    Baik fisik maupun emosional, seperti berteriak, bentakan, atau merendahkan anak.

  • Kurangnya Batasan:

    Tidak adanya batasan yang jelas membuat anak merasa tidak aman dan bingung. Mereka akan bingung untuk menentukan perilaku apa yang bisa diterima dan tidak bisa diterima, khususnya di kehidupan bermsyarakat

  • Pengasuhan yang Tidak Konsisten:

    Perilaku, harapan, dan aturan yang berubah-ubah membuat anak cemas.

  • Kekerasan Rumah Tangga:

    Melihat orang tua bertengkar dapat menyebabkan trauma mendalam pada anak.

  • Protektif:

    Kemampuan anak untuk menjadi mandiri terhambat jika orang tua terlalu protektif. Hal ini membuat anak cemas dan menurunnya kemampuan anak untuk mengatasi kesulitan atau masalah di masa depan.

  • Tidak Memvalidasi Emosi:

    Emosi adalah hal yang sensitif bagi anak dan sebagai orang tua perlu memvalidasi serta mendiskusikannya bersama. Mengabaikan emosi anak dapat membuatnya merasa tidak berharga dan tertutup kepada semua orang.

  • Tekanan untuk Berprestasi:

    Menuntut anak untuk selalu berprestasi tinggi dapat menyebabkan kecemasan dan harga diri rendah.

Dampak trauma pengasuhan bagi anak

Trauma pengasuhan dapat memberikan dampak yang sangat signifikan pada perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, maupun akademik. Beberapa dampak umum yang sering muncul akibat trauma pengasuhan, yaitu:

 

  1. Masalah Belajar dan Konsentrasi:

    Kesulitan dalam fokus dan belajar dapat berlanjut hingga dewasa.

  2. Masalah Kesehatan Fisik:

    Trauma dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung.

  3. Gangguan Perilaku:

    Perilaku agresif, impulsif, atau antisosial.

  4. Gangguan Kecemasan dan Sosial:

    Sulit berinteraksi dengan orang lain dan mengalami kecemasan yang berlebihan.

 

Kita semua ingin menjadi orang tua yang sempurna, namun trauma masa lalu seringkali tanpa sadar mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan anak. Jika Anda mengalami trauma, misalnya kekerasan atau pengabaian, Anda mungkin cenderung mengulangi pola tersebut pada anak Anda. Untuk memutus rantai ini, penting bagi kita untuk mengenali diri sendiri lebih baik dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Dengan begitu, kita bisa memberikan kasih sayang dan pengasuhan yang terbaik bagi anak-anak kita

Bagikan

Cerita Lainnya

Baznas dan Rumah Asuh Perpanjang MoU YANKESLING

Bandung, 7 Januari 2025 – Rumah Asuh dan Badan Amil Zakat Nasional

Aksi Nyata Konservasi Mangrove Bersama Komunitas KOMPILASI

Pesisir pantai memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan melindungi

Jejak Kebaikan 2024: Ribuan Senyum Terukir Berkat Kakak Baik

Tak terasa akhirnya 2024 sudah berlalu dan kita sudah menginjakkan kaki di

Pola Asuh Dipengaruhi oleh Trauma yang Dimiliki Orang Tua

Pernahkah Anda membayangkan menjadi orang tua yang sempurna? Kita semua ingin menjadi

Mari hadirkan kebahagiaan bagi anak-anak Indonesia dengan menciptakan kebaikan untuk mereka
Ajukan program kebaikan bagi anak Indonesia