Homepage

Mengenal Penyakit Ginjal Bocor pada Anak

Ditulis oleh

Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, tubuh dapat mengalami berbagai masalah kesehatan serius. Salah satu kondisi yang dapat menyerang anak-anak adalah sindrom nefrotik, atau yang awam dikenal sebagai “ginjal bocor”. Kondisi ini terjadi ketika ginjal kehilangan terlalu banyak protein melalui urine, menyebabkan berbagai gejala yang mengkhawatirkan.

Apa itu Ginjal Bocor (Sindrom Nefrotik)?

Ginjal bocor atau sindrom nefrotik adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada filter-filter kecil di ginjal (glomeruli) yang seharusnya mencegah protein keluar dari darah dan masuk ke urine. Akibatnya, protein penting, terutama albumin, bocor dari darah ke dalam urine. Ini menyebabkan kadar protein dalam darah menjadi rendah, dan tubuh akan menahan lebih banyak cairan.

Beberapa gejala umum yang bisa menjadi tanda sindrom nefrotik pada anak meliputi:

  • Pembengkakan (edema): Ini adalah gejala paling umum, biasanya dimulai di sekitar mata, kemudian meluas ke kaki, tangan, bahkan seluruh tubuh.
  • Urine berbusa: Karena tingginya kadar protein dalam urine.
  • Penambahan berat badan yang cepat karena penumpukan cairan.
  • Nafsu makan menurun.
  • Kelelahan.

Penyebab pasti sindrom nefrotik pada anak seringkali tidak diketahui (idiopatik), namun bisa juga dipicu oleh infeksi, reaksi alergi, atau kondisi medis lainnya.

Kisah Raihan: Perjuangan Melawan Ginjal Bocor Selama Enam Tahun

Kisah Raihan, seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, adalah cerminan nyata perjuangan yang dihadapi banyak keluarga dengan anak pengidap ginjal bocor. Ayah Raihan mengenang, “Waktu umur 3 tahun, tiba-tiba badan Raihan membengkak pas bangun tidur.”

Sejak vonis itu enam tahun lalu, Raihan harus menjalani serangkaian pengobatan rutin di rumah sakit. Namun, hingga kini, kondisi Raihan belum menunjukkan kesembuhan total. Sekujur tubuhnya masih terus membengkak, bahkan hingga ke area kemaluan, membuat Raihan kini kesulitan untuk berjalan.

Tantangan bagi keluarga Raihan tidak hanya pada kondisi medisnya. Ayah Raihan, yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang dompet di emperan jalan, menghadapi kesulitan besar dalam mengumpulkan biaya pengobatan. Sementara itu, ibunya bekerja sebagai tukang jahit di sekitar rumah mereka. Keterbatasan finansial ini seringkali membuat Raihan terpaksa terlambat kontrol ke rumah sakit, yang tentu saja dapat menghambat proses penyembuhannya.

Pentingnya Dukungan dan Deteksi Dini

Kisah seperti Raihan mengingatkan kita betapa krusialnya deteksi dini dan akses terhadap pengobatan yang berkelanjutan bagi anak-anak dengan penyakit ginjal bocor. Penanganan yang tepat dan konsisten sangat diperlukan untuk mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Sebagai orang tua, jika Anda mengamati gejala pembengkakan yang tidak biasa atau tanda-tanda lain yang telah disebutkan pada anak Anda, jangan tunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan komunitas, juga sangat berarti dalam memberikan semangat dan membantu meringankan beban keluarga yang sedang berjuang.

Bagikan

Cerita Lainnya

Mengenal Penyakit Ginjal Bocor pada Anak

Ginjal adalah organ vital yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari

Beasiswa Pendidikan Disabilitas Rumah Asuh Dukung 18 Anak

Sebanyak 18 anak penyandang disabilitas terpilih sebagai penerima Beasiswa Disabilitas Pejuang Pendidikan.

Perahu Sekolah Berlayar, Harapan Pendidikan di Pedalaman Kalimantan dan Kepri Terwujud

Melalui program Perahu Sekolah, Oktober 2023 Rumah Asuh berkolaborasi bersama IDClear, Indonesia

Hari Anak Nasional: Pemberian Beasiswa Peralatan Sekolah

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Rumah Asuh sekali lagi menunjukkan komitmen

Mari hadirkan kebahagiaan bagi anak-anak Indonesia dengan menciptakan kebaikan untuk mereka
Ajukan program kebaikan bagi anak Indonesia