Homepage

Pola Asuh Tanpa Hukuman: Kenali Tentang Gentle Parenting

Ditulis oleh
Bagikan

Dalam dunia pengasuhan, banyak pendekatan yang bisa dipilih oleh orang tua untuk membimbing anak untuk tumbuh menjadi individu yang baik. Setiap metode pengasuhan memiliki prinsip dan tujuan yang berbeda, mulai dari pengasuhan otoriter yang menekankan kedisiplinan hingga pengasuhan yang cenderung memberikan kebebasan. Saat ini, para orang tua mulai mencari cara untuk mengasuh menjadi lebih seimbang, dimana tidak hanya mementingkan aturan, melainkan juga hubungan emosional antara orang tua dan anak.  Pola asuh tersebut sedang menjadi perbincangan dengan istilah “gentle parenting”.

Gentle parenting adalah pendekatan yang mengutamakan koneksi, empati, rasa hormat, dan disiplin positif untuk menumbuhkan kecerdasan emosional serta keterampilan sosial yang kuat pada anak. Dalam metode ini, orang tua tidak sekedar berperan sebagai pengontrol perilaku anak, tetapi lebih sebagai pembimbing yang membantu anak mengembangkan kesadaran diri, empati, dan kemandirian.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai gentle parenting dimulai dari bagaimana prinsip-prinsipnya, serta manfaat yang dapat diperoleh baik oleh anak maupun orang tua.

Apa itu Gentle Parenting?

Gentle Parenting adalah pendekatan dalam membesarkan anak yang mengutamakan hubungan, empati, rasa hormat, validasi, dan disiplin positif. Pola asuh ini menekankan pentingnya membangun lingkungan yang aman dan memenuhi kebutuhan emosional anak sekaligus memberikan batasan yang jelas dan konsisten. Pola asuh ini menawarkan perspektif baru yang lebih positif, dimana anak diperlakukan dengan penuh hormat dan kasih sayang, serta dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran tentang tanggung jawab dan perilaku yang baik.

Pendekatan ini menolak penggunaan hukuman fisik, ancaman, atau hukuman keras lainnya yang sering memperburuk hubungan antara orang tua dan anak. Sebaliknya, ia berfokus pada komunikasi yang terbuka dan jujur, orang tua berusaha memahami perasaan serta kebutuhan anak terlebih dahulu sebelum merespons. Tujuannya adalah membimbing anak untuk memahami sebab dari tindakan mereka dan membantu mereka mengembangkan keterampilan pengaturan diri secara mandiri.

Gentle Parenting terinspirasi dari prinsip-prinsip psikologi positif yang bertujuan untuk menumbuhkan kecerdasan emosional yang kuat dan keterampilan sosial yang kuat pada anak-anak. Berbeda dengan pendekatan pengasuhan konvensional yang bergantung pada penghargaan, insentif, dan hukuman. Tujuan dari pola asuh ini adalah membesarkan anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia melalui rasa empati, rasa hormat, dan pengertian, serta menetapkan batasan yang sehat. Alih-alih berfokus pada hukuman dan penghargaan, pola asuh ini juga berfokus pada peningkatan kesadaran diri anak dan pemahaman terhadap perilaku mereka sendiri.

Beberapa prinsip dengan ciri utama dari pola asuh ini yaitu sebagai berikut:

Empati dan validasi

Gentle Parenting berarti mengakui dan memvalidasi perasaan anak kita, bahkan yang negatif sekalipun. Hal ini membantu mereka merasa dipahami dan didukung serta menumbuhkan ikatan keterikatan yang aman (Bowlby, 1982; Sanders & Mazzuchelli, 2017).

Disiplin positif

Pola asuh mandiri menggunakan teknik disiplin positif yang berfokus pada dorongan, pemecahan masalah, penguatan positif , dan mengajarkan anak keterampilan hidup yang berharga (Nelsen, 2012; Eanes, 2012).

Batasan yang jelas dengan pilihan

Pola asuh mandiri tidak sama dengan sikap permisif. Pola asuh ini melibatkan penetapan batasan yang jelas dan konsisten sambil menawarkan pilihan yang sesuai dengan usia anak dalam batasan tersebut. Hal ini menumbuhkan rasa otonomi dan membantu anak belajar membuat keputusan yang bertanggung jawab (Grady, 2019). Batasan yang dimaksud adalah menerapkan aturan kepada anak dengan memberikan alasan kenapa hal tersebut perlu dilakukan agar anak memahami tujuannya.

Fokus pada koneksi

Membangun hubungan yang kuat dan positif dengan anak-anak kita adalah dasar dari pola asuh ini. Hubungan ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang terbuka , menumbuhkan rasa percaya, dan menyediakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka (Siegel & Bryson, 2011; Sanvictores & Mendez, 2022).

Manfaat dan Dampak

Setiap gaya pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua tentunya memiliki manfaatnya masing–masing begitupun dengan pola asuh ini. Terdapat beberapa manfaat  yang dapat dirasakan oleh anak ataupun orangtua, di antaranya:

1. Mengurangi risiko kecemasan pada anak

Terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa pola asuh ini dapat mengurangi risiko kecemasan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pendekatan ini dapat mendorong respons yang teratur dalam konteks sosial pada balita yang pemalu.

2. Meningkatkan hubungan baik antara orang tua dan anak

Sebuah studi menemukan bahwa pola asuh ini dapat meningkatkan hubungan antara orangtua dan anak. Studi tersebut juga menemukan bahwa cinta, waktu, dan dukungan orang tua adalah hadiah paling berharga yang dapat diterima anak secara gratis.

3. Meningkatkan keterampilan sosio-emosional

Anak-anak terutama bayi dan balita akan meniru apa yang mereka lihat. Karena pola asuh mandiri berakar pada empati dan rasa hormat, anak-anak belajar untuk meniru sifat-sifat positif ini yang membuat mereka cenderung menjadi manusia yang berempati dan penuh rasa hormat. Dengan begitu anak-anak akan lebih peka terhadap emosi dan kebutuhan orang di sekitarnya. Pendekatan ini juga mengajarkan anak untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain

4. Orangtua menjadi lebih berkembang

Faktanya, pola asuh ini bukan hanya bermanfaat bagi anak namun orangtua pun dapat merasakan manfaatnya. Gaya pengasuhan ini memungkinkan orangtua untuk memahami perasaan dan kebutuhan mereka sendiri saat menghadapi berbagai masalah. Pola Asuh mandiri adalah pendekatan yang mengedepankan rasa hormat, empati, dan komunikasi. Dengan cara ini, orang tua diajak untuk mendidik anak mereka dengan cara yang lembut dan tanpa kekerasan dan mendukung pertumbuhan mereka agar mereka menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan penuh kasih. Untuk menerapkan metode ini, diperlukan kesabaran dan ketekunan, tetapi dengan pendekatan ini dapat menciptakan hubungan yang lebih erat antara orang tua dan anak. Selain itu, anak-anak ini menjadi lebih baik dalam mengelola emosi mereka dan menjadi lebih siap untuk hidup di luar rumah.

 

 

Referensi

Cleveland Clinic (2022). Pediatrics. What Is Gentle Parenting? https://health.clevelandclinic.org/what-is-gentle-parenting

Fadila, I. Hello Sehat (2023). Memahami Gentle Parenting, Pola Asuh yang Bikin Anak Mandiri https://hellosehat.com/parenting/gentle-parenting/

Lewis, R. Healthline (2021). What Is Gentle Parenting? https://health.clevelandclinic.org/what-is-gentle-parenting/

Schaffner, A. Positive Psychology (2024). Unleashing the Power of Gentle Parenting (&3Examples). https://positivepsychology.com/gentle-parenting/

Zapata, K. Parents (2022). What Is Gentle Parenting? https://www.parents.com/parenting/better-parenting/style/what-is-gentle-parenting/

Bagikan

Cerita Lainnya

Peran Orang Tua untuk Perkembangan Anak di Era Digital

Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan pesat dengan kemajuan pada bidang informasi

Pola Asuh Tanpa Hukuman: Kenali Tentang Gentle Parenting

Dalam dunia pengasuhan, banyak pendekatan yang bisa dipilih oleh orang tua untuk

Literasi Keuangan “Smart Money, Smart Future” Bersama IFG Life dan BenihBaik.com

Saat ini UMKM masih menjadi perhatian oleh undang-undang karena berpengaruh besar dalam

Apa Itu Terapi Avasin? Cek Penjelasan dan Cara Pengobatannya

Selain pengobatan medis, kita mengenal adanya pengobatan holistik atau praktik penyembuhan yang

Mari hadirkan kebahagiaan bagi anak-anak Indonesia dengan menciptakan kebaikan untuk mereka
Ajukan program kebaikan bagi anak Indonesia